“Seorang terpelajar harus juga berlaku adil
sudah sejak dalam pikiran, apalagi perbuatan” (Pram)
Sebelum lebih jauh membahas makalah ini, agaknya beberapa pertanyaan berikut wajib di jawab mahasiswa :
1. Apa pengertian mahasiswa ?
2. Apa saja karakter mahasiswa hari ini ?
3. Kontribusi seperti apa yang harus diberikan mahasiswa untuk keluarga, masyarakat dan bangsanya ?
Mahasiswa adalah aset masa depan sebuah bangsa. Mereka adalah pewaris syah bagi regenerasi sebuah negeri. Mahasiswa menjadi lokomotif perubahan sosial atas kontribusinya yang signifikan dalam pembangunan dan tata peradaban bagi bangsanya. Meskipun dengan status belianya sebagai mahasiswa, namun justru status itulah yang menempatkan posisi tawar mahasiswa kian layak untuk diperhitungkan.
Dalam bentangan sejarah negara-negara di dunia tidak terlepas dari kontribusi mahasiswa dalam kancah perubahan konstelasi polittik di dalamnya. Mahasiswa menunjukkan bukti konkrit bahwa mereka adalah komponen “people power” bagi negara. Meskipun situasi abad masa kini menempatkan mahasiswa pada posisi ancaman berbahaya bagi integritas sebuah bangsa, mahasiswa tetaplah mahasiswa. “educated middle class” mungkin merupakan alasan yang cukup beralasan atas pertanyataan bahwa mahasiswa layak untuk diperhitungkan.
Mahasiswa sendiri merealitakan bargaining position-nya tersebut dengan wujud aksiomatik pro-kebenaran dan keadilan. Ini sebagai wujud nyata dari aspirasi nurani yang mereka suarakan dengan bahasanya mahasiswa. Unik dan khas. Gerakan-gerakannya membentuk pola-pola tertentu sesuai situasi dan kondisi yang lazim dialami bangsa dimana komponen mahasiswa itu berkumpul. Semuanya khas sesuai situasi dan kondisi di tempat bernaungnya mereka dalam rengkuhan Tanah Airnya. Adakalanya, gerakan mahasiswa beranjak dari semangat intelektualitas membuah pola ilmiah melaui forum-forum diskusi dan diskursus-diskursus ilmiah, disisi lain mahasiswa juga sering terlihat menggunakan media kontrol sosial dan moral dengan tindakan intelectual pressure. Namun satu yang selalu sama, kekritisan pada jiwa muda mereka yang menjadi modal dan kekuatannya.
Terhadap aksi-aksi sosial mahasiswa, Burhan D Magenda (1997) membahasakannya dengan “no blesse oblige”. Artinya, eksisnya mahasiswa terbangun atas etika semangat militansi dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Mungkin saja. May be yes, may be no. Yang jelas, ada alasan ilmiah sebagai bukti pembenaran atas eksistensinya yang saya katakan “hampir selalu oposisi”.
Mahasiswa sendiri merealitakan bargaining position-nya tersebut dengan wujud aksiomatik pro-kebenaran dan keadilan. Ini sebagai wujud nyata dari aspirasi nurani yang mereka suarakan dengan bahasanya mahasiswa. Unik dan khas. Gerakan-gerakannya membentuk pola-pola tertentu sesuai situasi dan kondisi yang lazim dialami bangsa dimana komponen mahasiswa itu berkumpul. Semuanya khas sesuai situasi dan kondisi di tempat bernaungnya mereka dalam rengkuhan Tanah Airnya. Adakalanya, gerakan mahasiswa beranjak dari semangat intelektualitas membuah pola ilmiah melaui forum-forum diskusi dan diskursus-diskursus ilmiah, disisi lain mahasiswa juga sering terlihat menggunakan media kontrol sosial dan moral dengan tindakan intelectual pressure. Namun satu yang selalu sama, kekritisan pada jiwa muda mereka yang menjadi modal dan kekuatannya.
Terhadap aksi-aksi sosial mahasiswa, Burhan D Magenda (1997) membahasakannya dengan “no blesse oblige”. Artinya, eksisnya mahasiswa terbangun atas etika semangat militansi dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Mungkin saja. May be yes, may be no. Yang jelas, ada alasan ilmiah sebagai bukti pembenaran atas eksistensinya yang saya katakan “hampir selalu oposisi”.
Arbi sanit (1985) mendefinisikan pembenaran tersebut dengan lima alasan ilmiah.
1) mahasiswa sebagai kelompok masyarakat dengan memperoleh pendidikan terbaik, memiliki persfektif atau pandangan cukup luas untuk dapat bergerak disemua lapisan masyarakat. 2)
2) sebagai golongan yang cukup lama bergelut dengan dunia akademis dan telah mengalami proses politik terpanjang diantara generasi muda.
3) kehidupan kampus membentuk gaya hidup unik di kalangan mahasiswa dan terjadi akulturasi budaya tinggi diantara mereka.
4) mahasiswa sebagai golongan dipersiapkan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur ekonomi, dan memiliki keistimewaan tertentu dalam masyarakat sebagai kelompok elit di kalangan pemikiran, perbincangan, dan penelitian pelbagai masalah timbul di tengah kerumunan masyarakat, memungkinkan mereka tampil dalam forum sekaligus kemudian mengangkatnya ke jenjang karier sesuai dengan keahliannya.