Recent Videos

This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 15 Februari 2011

Lawan Kapitalisasi Pendidikan

Kapitalisasi Pendidikan Harus Di Lawan

Oleh :azmirev
Hal yang paling urgensi dalam kemajuan sebuah Negara tidak lain adalah pendidikan. Pendidikan dalam artian pendididkan sebagai alat pembebasan, pembebasan dari buta huruf dan kebodohan, mengutip perkataan Paulo Freire orang yang buta huruf adalah manusia kosong dan itu awal dari penindasan. Bagi Freire, penindasan, apa pun nama dan alasannya, adalah tidak manusiawi (dehumanisasi). Pendidikan sebagai proses dialektika yang akan memanusiakan manusia (humanisasi) merupakan pilihan mutlak.

Kebijakan Yang Menindas
Berbicara tentang kebijakan-kebijakan yang dihasilkan oleh sebuah tatanan masyarakat berkelas, pendidikan terkesan sebagai sesuatu yang elitis. Dimulai dari fase Feodalisme, pendidikan hanya dinikmati bagi kaum bangsawan saja. Sedang metode pendidikan yang dipakai dimana feodalisme mempunyai kehormatan dengan segala mitosnya membuat seorang guru adalah benar dan tidak bisa dilawan.
Di fase kolonialisme, Belanda dengan Politik Etis memberikan nafas baru bagi Indonesia tentang pendidikan, akan tetapi penndidikan lagi-lagi hanya dinikmati oleh kaum bangsawan. Kaum bangsawan menyekolahkan anak-anaknya ke luar negeri.

Profil SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia)

Embrio Persatuan Serikat Mahasiswa Indonesia ( SMI ) adalah organisasi yang tidak lahir begitu saja, namun SMI mempunyai sejarah yang cukup panjang terutama dalam proses pembangunannya. Diawali sejak akhir tahun 2001 terbentuk Komite Pendidikan Bersama Indonesia ( KPBI ) yang terdiri dari Organisasi-Organisasi gerakan mahasiswa tingkat kota (wilayah) yaitu Keluarga Mahasiswa Yogyakarta ( KMY ), Komite Mahasiswa Mataram ( KOMIT ) setelah melakukan ekspansi di beberapa kampus berubah namanya menjadi Komite Mahasiswa Mataram untuk Demokrasi ( KOMID ), Dewan Mahasiswa dan Rakyat untuk Demokrasi ( DEMARKASI - Malang ) & Komite Mahasiswa Malang untuk Demokrasi ( KOMANDO ) yang dalam prosesnya kedua organisasi di Malang tersebut melakukan Unifikasi dan berubah menjadi Serikat Mahasiswa Malang ( SMM ), Di Semarang ada Serikat Mahasiswa Kaligawe ( SEMAK ) yang kemudian berubah menjadi Keluarga Aktivis Mahasiswa Demokratik ( KAMD ) setelah melakukan perluasan di beberapa kampus di Semarang, Di Pekalongan ada Keluarga Mahasiswa Sekolah Sadar Sosial ( KM-S3 ), Di Jakarta ada Gerakan Mahasiswa Jakarta ( GMJ ) dan KM-Gunadharma serta KM-ISTN yang juga melakukan unifikasi menjadi Gerakan Mahasiswa Jabodetabek ( GM-Jabodetabek ), Di Surabaya ada Serikat Mahasiswa untuk Rakyat ( SAMSARA ), Di Bengkulu ada Solidaritas Mahasiswa untuk Demokrasi ( SMUD ), Di Palembang ada Gerakan Solidaritas Mahasiswa Palembang ( Gersos- MP ), Di Jombang ada Komite Aksi Mahasiswa Jombang ( KAMAJO ) dan Jaringan Solidaritas Mahasiswa Jombang ( JSMJ ) yang kemudian unifikasi menjadi Serikat Mahasiswa Jombang ( SMJ ), Di Pasuruan ada Forum Diskusi Mahasiswa Merdeka ( FORDISMA ).

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More